Kibali – Tambang Emas Kelas Dunia di Republik Kongo

Kibali – Tambang Emas Kelas Dunia di Republik Kongo

Kibali – Tambang Emas Kelas Dunia di Republik Kongo Industri pertambangan di Republik Demokratik Kongo (DRC) merupakan salah satu penyumbang terbesar bagi perekonomian negara. Tambang Emas Kibali, yang terletak di bagian timur laut DRC, adalah salah satu tambang emas terbesar di Afrika. Tambang ini menyumbang lebih dari 25% dari total produksi emas DRC. Di blog ini, kami akan membawa Anda melalui sejarah, perkembangan, dan kondisi tambang emas Kibali saat ini.

Kibali – Tambang Emas Kelas Dunia di Republik Kongo

Tambang Kibali ditemukan pada tahun 2010. Messipoker Ini adalah perusahaan patungan antara dua perusahaan pertambangan, Barrick Gold (45%) dan AngloGold Ashanti (45%), dan penambang negara Kongo, Société Minière de Kilo-Moto (SOKIMO) (10% ). Tambang Kibali memulai produksi komersialnya pada tahun 2013 dan telah beroperasi dengan kapasitas penuh sejak saat itu.

Kibali – Tambang Emas Kelas Dunia di Republik Kongo

Tambang Kibali adalah tambang emas kelas dunia, menghasilkan rata-rata 700.000 ons emas per tahun. Operasi tambang meliputi penambangan bawah tanah dan pabrik pengolahan. Pabrik pengolahan tersebut memiliki kapasitas peremukan lebih dari 4 juta ton per tahun (Mtpa) dan kapasitas produksi 1,9Mtpa. Zona bijih utama tambang, lubang terbuka KCD, memiliki cadangan lebih dari 6,5 juta ons emas, menjadikannya salah satu cadangan emas terbesar di dunia yang belum dikembangkan.

Tambang Kibali lebih

dari sekadar aset penghasil pendapatan bagi mitra usaha patungan dan pemerintah Kongo. Ini juga merupakan sumber lapangan kerja dan keberlanjutan bagi wilayah tersebut. Tambang tersebut secara langsung mempekerjakan lebih dari 6.000 pekerja, 90% di antaranya adalah orang Kongo. Selain itu, program sosial tambang berfokus pada pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan pengembangan masyarakat. Program pendidikan tambang meliputi pemberian beasiswa bagi siswa lokal dan pembangunan sekolah. Program kesehatan meliputi pembangunan rumah sakit dan klinik. Program infrastruktur meliputi proyek rehabilitasi jalan, jembatan, dan air, sedangkan program bina lingkungan meliputi pembangunan unit-unit rumah.

Pengembangan dan keberlanjutan

tambang Kibali bukannya tanpa tantangan. DRC beroperasi di bawah peraturan pertambangan yang rumit dan buram dengan lingkungan yang dipolitisasi yang membutuhkan navigasi ekstra oleh investor asing. Isu sosial dan lingkungan seperti hak atas tanah dan perlindungan lingkungan tetap menjadi isu kontroversial di sektor pertambangan. Namun, semua perusahaan pertambangan yang beroperasi di RDK sekarang perlu melaporkan pembayaran kepada entitas pemerintah untuk mendorong transparansi dan akuntabilitas.

Kesimpulan:

Tambang Kibali adalah investasi yang dimaksudkan untuk beradaptasi dengan kompleksitas industri pertambangan. Perkembangannya dari eksplorasi menjadi tambang emas yang beroperasi penuh memakan waktu kurang dari sepuluh tahun. Ini adalah tambang emas kelas dunia karena deposit bijihnya yang kaya mineral dan cadangan bermutu tinggi. Inisiatif keberlanjutan sosial dan lingkungan, serta transparansi peraturan pertambangan, telah membantu tambang melewati tantangan. Tambang Kibali berfungsi sebagai mercusuar potensi industri pertambangan di DRC, menyediakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi, serta memposisikan negara sebagai pemain penting di sektor sumber daya global. Baca juga : Machu Picchu Peru – Menemukan Misteri

Updated: Juli 11, 2023 — 1:46 am